Sehat
adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan
dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar,
sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan
serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Selama beberapa dekade, pengertian
sehat masih dipertentangkan para ahli dan belum ada kata sepakat dari para
ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health
Organization (WHO) membuat defenisi universal yang menyatakan bahwa pengertian
sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Definisi
WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Pengertian
sehat menurut WHO
adalah "Health is a state of complete physical, mental and social
well-being and not merely the absence of diseases or infirmity". Menurut
WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi
sehat yaitu :
1.
Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat
seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar,
rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau,
selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh
berjalan normal.
2.
Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama
lain dalam pepatah kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang
sehat" (Men Sana In Corpore Sano).
a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada
dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira,
santai dan menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
b. Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima
kritik serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi
terhadap kebutuhan emosi orang lain.
c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi
serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat
menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.
3.
Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat
oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat.
Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan
untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah
agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak
monoton.
Sumber :
Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan
Komunitas. Jakarta: EGC.
0 komentar:
Posting Komentar