Malaria
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia. Parasit ini ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina. Gejala yang timbul akibat penyakit malaria ini
disebut trias malaria, antara lain demam, menggigil, dan berkeringat. Selain 3
gejala ini, ada pula gejala lokal seperti sakit kepala, mual, muntah, diare,
nyeri otot, dan pegal-pegal.
Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia di mana malaria masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang menonjol. Data WHO tahun 2010 menunjukkan, Indonesia
menyumbang sekitar 224 ribu dari 24 juta kasus malaria sedunia.
A. Batasan
Epidemiologi
Wilayah Indonesia Timur merupakan salah satu daerah
dengan tingkat kejadian malaria tertinggi. Menurut Menteri Kesehatan, Nafsiah
Mboi, jumlah malaria pada tahun 2012 mencapai 417 ribu kasus di Indonesia.
Hampir tiga per empat kasusnya berasal dari wilayah Indonesia bagian timur,
seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Jumlah kasus yang diterima pemerintah di sepanjang
tahun 2013 yakni sebanyak 93,2 persen. Dari 93,2 persen konfirmasi kasus
malaria yang ada di Indonesia sepanjang tahun 2013, Papua memiliki angka kasus
malaria terbesar, yaitu 42,65 persen.
Masyarakat bertempat tinggal di pedesaan yang
memiliki tingkat pengeluaran per kapita rendah menjadi sasaran penyakit
malaria. Studi menemukan bahwa petani
dan nelayan memiliki risiko lebih besar untuk tertular malaria dibandingkan
dengan pekerjaan lainnya. Secara umum, kejadian malaria lebih tinggi pada
masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Namun, kejadian malaria tidak
terpengaruh oleh status pendidikan. Secara geografis, hasil penelitian
menunjukan bahwa kasus malaria umum lebih tinggi di pedesaan dibandingkan
dengan daerah perkotaan. Jumlah desa risiko tinggi malaria lebih banyak pada
musim kering dibandingkan dengan musim hujan.
3. Faktor Determinan
Faktor lingkungan umumnya sangat dominan sebagai
penentu kejadian malaria pada suatu wilayah endemis malaria. Keadaan wilayah
Indonesia Timur menjadi salah satu faktor penyebaran kasus malaria. Kondisi
wilayah kepulauan yang luas yang relatif tidak mudah dijangkau antara daerah
satu dengan daerah lainnya membuat penyebaran malaria sulit dikendalikan. Hal
ini ditambah lagi dengan penduduknya yang tinggal terpencil dan menyebar di
wilayah tersebut. Malaria juga lebih tinggi di wilayah zona perbatasan. Hal ini
disebabkan kemungkinan oleh cross-borders
migrasi.
Faktor lainnya yang berpengaruh dalam penyebaran
malaria adalah faktor iklim. Adanya kelembapan yang tinggi juga mempengaruhi
nyamuk untuk mencari tempat yang lembap dan basah di luar rumah sebagai tempat
hinggap istirahat pada siang hari.
Keterbatasan sumber daya juga menjadi faktor
penyebab tingginya angka penderita malaria di wilayah Indonesia bagian timur.
Sumber daya yang dimaksud adalah dalam masalah tenaga medis dan juga dana
kesehatan. Wilayah Indonesia timur memiliki keterbatasan pelayanan kesehatan
jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia barat dan tengah.
B. Kesimpulan
Kasus malaria masih menjadi perhatian
penting bagi Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur. Malaria
tersebar di kalangan sosial ekonomi rendah, seperti petani dan nelayan. Hal ini
didukung oleh kondisi geografis di pedesaan, wilayah kepulauan yang sulit
dijangkau antardaerah, dan keterbatasan pelayanan kesehatan di wilayah
Indonesia bagian timur.
Pemerintah perlu menguatkan mutu layanan
dan akses kesehatan di Indonesia Timur untuk memeratakan penanggulangan malaria
tersebut. Di samping itu, perlu disediakan kelambu berinsetisida untuk
masyarakat guna menekan laju penularan penyakit malaria.
Sumber :
http://health.kompas.com/read/2013/04/24/06420195/Malaria.Masih.Menjadi.Ancaman http://www.menkokesra.go.id/content/kasus-malaria-meningkat
http://indonesiatimur.co/2014/03/01/papua-papua-barat-dan-ntt-3-provinsi-dengan-kasus-malaria-tertinggi/
http://indonesiarayanews.com/read/2013/04/25/60656/news-nasional-04-25-2013-14-27-kasus-malaria-terbanyak-masih-di-wilayah-indonesia-timur
Hidajah,
dkk. 2006. Dinamika Penularan Malaria di
Daerah Berbatasan. ultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Depkes
RI. 1990. Malaria Epidemiologi 1.
Jakarta : Departemen Kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar